Selasa, 18 Desember 2012

HIKMAH SHALAT TAHAJUD


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Dalam hidup manusia, seorang mukmin menbutuhkan bekal atau amalan-amalan soleh untuk dapat menguatkan keimanan dan meneguhkan tekatnya. Berbagai macam hal dilakukan. Mengerjakan shalat, puasa, bersedekah, atau lainnya dengan maksud tawasul bi’amal al-soleh untuk mencari ridho Allah, mengahadapi bujukan setan, tegar menghadapi kesenagan duniawi, dan hawa nafsu yang selalu melengahkan manusia terhadap kepentingan akhiratnya. Maka, kita harus selalu berupaya untuk menaklukkannya. Caranya, dengan terus menerus melawan mereka, meneguhkan diri, dan menyebut sebanyak-banyaknya nama Allah.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), berteguh-hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”(QS Al-Anfal : 45)
Perlu diketahui bahwa salah satu bekal yang berguna adalah bangun malam kemudian melaksanakan shalat tahajud. Karena itu merupakan kebiasaan orang-orang soleh, akhal orang-orang mulia, dan para wali Allah. Denagn mengingat Allah waktu malah hari, kemudian melaksanakan shalat tahajud, maka mereka merasakan keakraban dan kemesraan sejati bersama Allah serta merasakan kenikmatan dan ketentraman lahir batin. Selain itu, banyak manfaat dan hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan shalat tahajud. Hal-hal yang berhubungan dengan ‘ubudiah atau yang lainnya.
“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS Al-Furqan : 64)
Dalam pelaksanaan ibadah dalam agama Islam dibutuhkan kekhusukan, tuma’ninah, istikomah, dan keikhlasan. Karena di dalam ibadah terkandung do’a. “Do’a adalah inti ibadah” (sabda Rasullah). Karena ia menjadi inti, maka do’a menjadi salah satu aspek yang harus diperhatikan. Adab dalam beribadahpun juga mempengaruhi mustajabnya do’a itu sendiri. Maka secara tidak langsung, seorang mukmin juga harus tahu tentang adab beribadah atau mempelajarinya jika belum mengetahui.
“Dan apabila kamu (Muhammad) ditanya hambaku tentang Aku, maka bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan do’a oarang-orang yang memohon pada-Ku. Maka kerjakanlah apa yang telah aku perintahkan dan berimanlah kepada-Ku, agar aku mendapat petunjuk.”(QS Al-Baqarah :186 )
Namun demikian, banyak yang belum mampu melaksanakan shalat malam atau tahajud, padahal mereka sudah mengetahui keutamaan-keutamaan, hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. Bahkan di antara mereka memperdebatkan tentang cara shalat tahajud dan waktu pelaksanaannya dikarenakan berbedaan madzhab yang mereka anut. Dan akhirnyapun mereka tidak mengerjakan bahkan mengabaikan shalat tahajud. Bahkan mengatakan bahwa Allah itu tidak adil dikarenakan oleh harapan-harapannya dan do’anya yang belum dikabulkan. Yang kemudian banyak terjadi pengingkaran atas petunjuk dan pertolongan Allah, terlebih jauh melakukan perbuatan sesat dengan menganggap benda-benda tertentu mempunyai kekuatan gaib.
Seharusnya yang dilakukan oleh masing-masing individu adalah berpendirian teguh pada iman mereka. Mengamalkan amalan soleh dan meninggalkan perdebatan yang tidak menghasilkan sesuatu dan hanya omong kosang belaka.
Maka, dalam tulisan ini akan membahas tentang shalat malam atau shalat tahajud, hal-hal yang bersangkutan dengan shalat tahajud, dan do’a mustajab yang didengar Allah.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan dibahas oleh penulis adalah sebagai berikut:
1.      Apakah shalat malam atau tahajud itu ?
2.      Apakah keutamaan shalat dalam Al-Qur’an dan Hadist ?
3.      Bagaimanakah shalat tahajud menurut Rasulullah, para Sahabat, dan Salaf Saleh ?

1.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang diharapkan penulis dari tulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Ingin mengetahui hakekat pengertian dari shalat malam atau shalat tahujud.
2.      Mengetahui keutamaan shalat tahajud dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadist.
3.      Mengetahui shalat tahajud menurut Rasulullah, para Sahabat, dan Salaf Saleh.

1.4  Manfaat Penulisan
Berdasarkan beberapa hal penting di atas, maka manfaat yang diharapkan dari tulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Akademik : Kesunggguhan dan kekhusukan mahasiswa dalam beribadah, bukan sekedar shalat dan berdo’a sebagai wasilah pendekatan diri kepada Allah.
2.      Praktis : Membekali mahasiswa universitas Islam khususnya dalam dakwah terhadap masyarakat, menguasai problematika tentang “shalat tahajud dan do’a mustajab yang didengar oleh Allah” seingga menimbulkan rasa percaya diri dalam khidmadnya.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan Umum
           Kembali memperbincangkan tentang sholat tahajud. Sholat tahajud merupakan kehormatan bagi seorang muslim, sebab mendatangkan kesehatan, menghapus dosa-dosa yang dilakukan pada siang hari, dan masih banyak manfaat yang lain. Hal ini memjadikan shalat tahajud adalah sarana untuk meraih ridho Allah atau disebut dengan tawasul bi ‘amal as-salih.
           Waktu yang paling baik untuk bermunjad kepada Allah adalah disaat seorang hamba itu berkhalwat kepada Allah, sedangkan orang lain sedang terlelap. Yaitu waktu ketika seluruh alam sedang hening dan disaat bintang mulai redup cahayanya (Al-Kamal, 2006). Shalat adalah bekal utama kehidupan akhirat. Namun, shalat yang satu ini harus dilakukan pada malam hari. Karena pada tengah malam itulah akan diraih kedekatan, perbekalan, dan berbagai macam berkah dan anugerah Allah.

2.1 Pembahasan Khusus
2.2.1 Pengertian Shalat Tahajud
            Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari atau pada sepertiga malam, ada pun batas waktunya adalah setelah shalat ‘isya’ sampai sebelum tiba waktu shalat shubuh dan lebih afdholnya setelah tidur. Shalat tahajud merupakan shalat yang paling utama setelah shalat wajib. Allah bersabda dalam Al-Qur’an “Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Allah mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS.Al-Isra’:79), (Azzam, 2008).
            Dalam shalat tahajud tidak dibatasi jumlah rakaatnya, tetapi paling sedikit adalah dua rakaat dan cara mengerjakan yang baik adalah setiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah SAW: ”Shalatmalamitudua-dua.”(HR. Ahmad, Bukhori, dan Muslim)


2.2.2 Keutamaan Shalat Tahajud
1.  Keutamaan Shalat Tahajud Menurut Al-Qur’an
            Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tetang shalat malam. Ayat tersebut juga menganjurkan kepda orang-orang saleh untuk mengisi waktu malam mereka dengan berbagai ibadah dan ketaatan. Ibadahnya dapat berupa dzikir ataupun shalat. Diantara ayat-ayat yang menjelaskan keutamaan shalat malam sebagai berikut:
“Diantara Ahlul Kitab ada golongan yang berlaku lurus. Mereka membaca ayat ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sementra mereka juga bersujud (shalat). Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir. Mereka mengajak pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, dan bersegeralah (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebaikan yang mereka kerjakan, sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)nya.Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang bertaqwa.”(QS.Ali’imran:113-115)
            Ayat-ayat Al-Qu’an yang lain diantaranya, QS.Ali’imran : 15-17, QS.Al-Dzariyat : 15-18, QS.Al-Thur : 48, QS.Al-Muzzammil : 1-6 dan 20, QS.Al-Insan : 23-26. Sementara itu Al-Qurthubi berkata,”Berkaitan dengan makna Al-Sajadah : 16, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman,”Aku menyediakan untuk hamba-hambaKu yang saleh sesuatu yang tidak pernah terlihat mata, tidak terdengar telinga, dan terlintas dalam pikiran manusia”. (Al-Kamal,2006)

1.  Keutamaan Shalat Tahajud Menurut Hadist
            Empat hal yang disampaikan Rasulullah SAW merupakan kunci untuk masuk surga adalah sebagai berikut:
a.       Menyebarkan salam untuk memperluas perkenalan dan menghilangkan rintangan psikologi antara individu.
b.      Memberi makanan orang-orang yang membutuhkan.
c.       Meyambung silaturahmi.
d.      Shalat malam ketika orang lain sedang tidur, (Suherman, 2010).
Dari hadist yang diriwayatkan Salman Al-Farisi, keutamaan shalat tahujud adalah merupakan kebisaan orang saleh, pendekatan diri kepada Allah, penebus dosa, pegusir penyakit dari badan. Sedangkan ‘Abdullah bin ‘Amr meriwayatkan bahwa siapa yang shalat malam dan membaca 10 ayat Al-Qur’an, maka ia tidak akan dicatat sebagai orang yag lalai, yang membaca 100 ayat, maka ia dicatat sebagai orang yang merendahkan diri, yang membaca 1000 ayat maka dicatat sebagai orang yang mendapat pahala yang berimpah.(Al-Kamal, 2006)
Berikut adalah beberapa hikmah shalat malam atau tahajud beserta manfaatnya yang bisa dirasakan bagi orang yang mengerjakannya adalah sebagai berikut :
a.       Untuk menjaga kesehatan. Rasulullah SAW bersabda,”Lakukanlah shalat malam karena itu adalah tradisi  saleh sebelum kamu, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala penyakit dari tubuh.”
b.      Terlihat cantik dan ganteng. Dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah, baragsiapa yang banyak menunaikan shalat malam, maka wajahnya akan terlihat tampan atau cantik di siang hari.
c.       Semangat dalam bekerja.
d.      Tercapainya cita-cita dan diberikan rasa aman.
e.       Melembutkan hati yang keras.
            Selain hikmah yang sudah tertulis di atas, shalat tahajud mempunyai keutamaan di dunia sebagai berikut :
1.      Akan dipelihara oleh Allah dari segala macam bencana.
2.      Tanda ketaatannya akan tampak dimukanya.
3.      Akan dicintai para hamba Allah yang saleh dan dicintai oleh semua manusia.
4.      Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5.      Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.

Sedangkan keutamaan di akhirat sebagai berikut :
1.      Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di hari pembalasan nanti.
2.      Akan mendapatkan keringanan ketika dihisab.
3.      Menyeberangi jembatan sirathal mustaqim dengan cepat.
4.      Catatan amalnya akan diberikan lewat tangan kanan.

2.2.3 Shalat Tahajud Menurut Rasulullah, Para Sahabat, Dan Salaf Saleh
1.      Shalat Malam Rasulullah
            A’isyah r.a. meriwayatkan bahwa rasulullah Saw. Melakukan shalat malam (tahajud) dengan empat cara berikut :
a.       Cara pertama : Rasulullah melakukan shalat malam sebanyak sebelas rakaat. Delapan rakaat pertama tanpa duduk (tasyahud). Pada rakaat kedelapan, beliau duduk sambil berdzikir dan berdo’a kepada Allah, lalu bangkit tanpa membaca salam terlebih dahulu. Kemudian, pada rakaat kesembilan, beliau duduk, membaca tasyahud, dan membaca salam. Setelah itu beliau shalat dua rakaat lagi.
b.      Cara kedua : Rasulullah memulai dengan dua rakaat ringan. Kadang-kadang beliau bangun pada tengah malam atau beberapa saat sebelum atau sesudahnya. Lalu menyempurnakan wiridnya, yaitu shalat tahajud sebelas rakaat. Beliau membaca salam di setiap dua rakaat dan shalat witir satu rakaat.
c.       Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah Saw. Melakukan shalat malam delapan rakaat dan membaca salam di setiap rakaatnya. Lau shalat witir lima rakaat berturut-turut dan duduk (tasyahud) pada rakaat terakhir.
d.      Cara keempat : Rasulullah Saw. Shalat dua rakaat-dua rakaat, lalu shalat witir tiga rakaat sekaligus dengan satu salam





2.      Shalat Malam Para Sahabat dan Salaf Saleh
a.    Abu Bakar r.a
Abu Bakar r.a mengerjakan shalat tahajud dengan tanpa suara. Dan ketika Nabi Muhammad Saw. Bertanya, beliau menjawab bahwa ia shalat dan bermunajad kepada Allah Yang Maha Mendengar.
b.    ‘Umar bin Khathab
‘Umar bin Khathab melakukan shalat tahajud denagn khusu’ sehingga menangis dan jatuh tersungkur. Beliau tetap tinggal di rumahnya sehingga oarang-orang datang menjenguknya dan mengira kalau beliau sedang sakit.
c.    ‘Abdullah bin Mas’ud
Ketika orang sedang tertidur, beliau bangun untuk shalat malam lalu membaca Al-Qur’an denagn suara perlahan seeperti dengugan lebah.
d.   Abu Hurairah
Dalam shohih Al-Bukhari da musnad Ahmad diriwayatkan hadist dari Abu ‘Usman Al-Hindi,”Aku bertamu kepada Abu Hurairah selama tujuh hari. Dia membagi malam dalam tiga bagian. Sepertiga untuk dirinya, sepertiga untuk istrinya, dan sepertiga lagi untuk pelayannya.”(Al-Kamal, 2006)

3.       Do’a
            Do’a adalah permohonan kepada Allah yang disertai dengan kerendahan hati untuk mendapatkan seatu kebaikan dan kemashlahatan yang berada di sisi-Nya. Dalam Al-Qur’an telah ditegaskan “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhan-nya di pagi hari dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan kehidupan dunia, dan jangan kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”(QS. Al-Kahfi : 28)


            Beberapa syarat do’a yang didengarkan oleh Allah adalah sebagai berikut:
a.       Dengan suara yang sederhana
b.      Memilih do’a qur’ani dan hadist
c.       Tidak menyimpang dari syari’at




























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Berdasarkan uraian dan pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal berikut ini :
1.      Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari atau pada sepertiga malam, ada pun batas waktunya adalah setelah shalat ‘isya’ sampai sebelum tiba waktu shalat shubuh dan lebih afdholnya setelah tidur.
2.      Beberapa manfaat dan hikmah shalat malam sebagai berikut :
a)      Untuk menjaga kesehatan.
b)       Terlihat cantik dan ganteng.
c)      Semangat dalam bekerja.
d)     Tercapainya cita-cita dan diberikan rasa aman.
e)      Melembutkan hati yang keras.
          Keutamaan di dunia sebagai berikut :
a)    Akan dipelihara oleh Allah dari segala macam bencana.
b)    Tanda ketaatannya akan tampak dimukanya.
c)    Akan dicintai para hamba Allah yang saleh dan dicintai manusia.
d)   Lidahnya mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
e)    Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman agama.
Sedangkan keutamaan di akhirat sebagai berikut :
a)      Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di hari pembalasan nanti.
b)      Akan mendapatkan keringanan ketika dihisab.
c)      Menyeberangi jembatan sirathal mustaqim dengan cepat.
d)     Catatan amalnya akan diberikan lewat tangan kanan.
3.      Rasulullah mengerjakan shalat tahajud dengan berbagai cara, begitu pula dengan para Sahabat dan Salaf Saleh. Akn tetapi pada prinsipnya adalah sama, yaitu bahwa shalat tahajud dikerjakan pada malam hari dan jumlah rakaatnya tidak terbatas.
3.1 Saran  
            Berdasarkan pembahasan yang telah ditulis oleh penulis, maka beberapa hal yang diharapkan adalah sebagai berikut ini :
1.      Pemerintah
Sebaiknya pemerintah umumnya dan Dinas Pendidikan atau Departemen Agama khususnya, lebih banyak membahas masalah-masalah keagamaan yang berhubungan dengan ibadah dalam kurikulum. Entah itu di lembaga pendidikan umum, swasta, atau swasta Islam agar siswa benar-benar paham tentang hal-hal yang mengenai ibadah karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
2.      Masyarakat
Untuk masyarakat umumnya agar benar-benar memperhatikan ibadahnya, sebagai bekal untuk akherat. Bukan hanya asal mengerjakan shalat atau ibadah yang lainnya tanpa khusyu’ dan tidak mengerti makna dari ibadahnya.
3.      Tokoh
Para tokoh atau ulama’ yang benar-benar mengerti atau lebih paham tentang agama, agar memberi penyuluhan terhadap masyarakat, agar paham dan lebih mengerti tentang hal-hal yang mengenai ibadah.

3.1 Penutupan  
            Rasa syukur kepada Allah karena karunianya yang dilimpahkan kepada hambanya, sehingga kami diberi kekuatan berfikir hingga dapat menyelesaikan tulisan ini. Dan penulis sudah berusaha dengan maksimal dalam penyelesaian tulisan ini. Mulai dari pengumpulan data, pengajuan judul, perumusan masalah sampai taraf pembahasan masalah dan akhirnya tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
            Dan kamipun tidak luput dari kesalahan. Baik kesalahan dalam penulisan ataupun di luar penulisan. Maka kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan semoga tulisan ini dapat bermafaat bagi penulis khususnya dan masyarakat umumnya.



DAFTAR PUSTAKA

Al-Kamal, Muhammad, Mu’jizat Shalat Malam, Bandung, 2006, Mizan Pustaka
Al-Mahali, Abu Naufal, Do’a yang Didenagr Allah, Yogyakarta, 2003, Mitra Pustaka
Azam, Manfaat Shalat Tahajud, www.azamku.com (diakses tanggal 3 Desember 2012)
Aziz, Abdul, Adab Pengemban Al-Qur’an, Jakarta, 2002, Mustaqim
Suherman, Agus, Pintar Islam, www.kucoba.com (diakses taggal 5 Desember)
Suyadi, Kaya dengan Shalat Dhuha, Yogyakarta, 2008, Mitra Pustaka























           





Tidak ada komentar:

Posting Komentar