BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam pemerintahan Islam,
banyak khalifah yang dibaiat untuk menjadi pemimpin umat muslim. Di mulai dari
kepemimpinan khulafa’ur rasyidiin, Bani Umayyah, diteruskan oleh Bani
Abasyiyyah, dan khilafah setelahnya.
Maka
seorang mahasiswa Universitas Islam khususnya perlu mengetahui tentang sejarah
agamanya, dan salah satunya adalah mengetahui tentang sejarah kepemimpinan dalam
peradaban awal Islam, nama-nama kholifahnya, kepemerintahannya, dan hal-hal
yang bersangkutan dengan hal tersebut. Hal ini ditujukan kepada mahasiswa untuk
lebih mengetahui dan mendalami keadaan dalam lingkup Islam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka penulis akan membahas hal-hal berikut ini :
1.
Siapakah Abu Jafar
Abdullah bin Muhammad Al Mansur dan apakah peranannya ?
2.
Sipakah Abbas
bin Abdul-Muththalib dan apakah peranannya ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas,
maka penulisan ini ditujukan untuk :
1.
Mengetahui biografi Abu Ja’far bin Muhammad beserta
peranannya.
2.
Mengetahui biografi Abbas bin Abdul-Muthalib bserta
peranannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pembahasan
1. Biografi Abu
Jafar Abdullah bin Muhammad Al Mansur
Merupakan
Khalifah
kedua Bani
Abbasiyah. Ia dilahirkan di Al-Humaymah,
kampung halaman keluarga Abbasiyah setelah migrasi dari Hijaz pada tahun 687-688. Ayahnya adalah, Muhammad, cicit dari Abbas, sedangkan ibunya bernama
Salamah Al-Barbariyah, ia adalah wanita dari suku Barbar.Ia dibaiat sebagai khalifah karena penobatannya sebagai putera
mahkota oleh kakaknya, As-Saffah
pada tahun 754, dan berkuasa sampai 775. Pada tahun 762 ia mendirikan ibukota baru dengan istananya yang bernama Madinat As-Salam,
yang kemudian menjadi Baghdad.
2. Masa
pemerintahan
Setelah
kematian saudarannya, Al-Abbas, Al-Mansur memerintah pemerintahannya dengan
keras. Kemudian ia menyusun pembunuhan terhadap Abu Muslim pada tahun 755, Abu
Muslim adalah jenderal yang telah memimpin pasukan Al-'Abbas dan menang
terhadap keluarga Umayyah dalam perang saudara ke-3. Ia berusaha memastikan
bahwa keluarga Abbasiyah ialah yang tertinggi dalam urusan Negara dan
kedaulatannya atas Khilafah akan tidak diragukan lagi.
Selama masanya,
karya sastra dan ilmiah di Dunia Islam mulai muncul, didukung toleransi
terhadap orang-orang Persia dan kelompok lain. Munculnya Shu'ubiya di antara
sarjana Persia terjadi selama masa pemerintahan Al-Mansur sebagai akibat
hilangnya sensor atas Persia. Shu'ubiya merupakan gerakan sastra antara orang
Persia yang menunjukkan kepercayaan mereka bahwa seni dan budaya Persian lebih
tinggi daripada Arab.
Mungkin
yang lebih penting daripada munculnya ilmu pengetahuan Persia ialah masuknya orang
non-Arab ke dalam Islam. Secara aktif Bani Umayyah mencoba mengecilkan jumlah
masuknya agar melanjutkan pungutan jizyah, atau pajak terhadap non-Muslim.
Dinyatakan bahwa Al-Mansur memandang ekspansi Islam di antara daerahnya pada
750. Sekitar8% penduduk negaranya itu Muslim. Ini menjadi 2 kali lipat, menjadi15%
dari akhir masa Al-Mansur.
Al-Mansur
meninggal pada 775 dalam perjalanannya ke Makkah untuk berhaji. Namun tidak di
ketahui dimana letak makamnya yang pasti. Ia dimakmkan di salah satu ratusan
batu nisan untuk menyembunyikan badannya dari orang-orang Umayyah. Lalu ia
digantikan putrnyaAl-Mahdi.Ia wafat pada usia 63 tahun dan memerintah selama ± 22 tahun
lamanya. Jenazahnya di kebumikan di ibu kota Bagdad.
2.1.1
Abdullah
Ibnu Abbas (566-653)
1.
Biografi
Abbas adalah paman dan Sahabat dari Nabi Muhammad.
Keturunan dari Abbas-lah yang menjadi golongan khalifah yang dikenal dengan
nama Bani Abbasiyah yang pernah berkuasa di Baghdad.Abbas memiliki 5 orang keturunan, diantaranya adalah :
- Abdullah bin Abbas, yang kerap disebut pula Ibnu Abbas. Dia pernah menjadi gubernur di Basrah pada masa kekuasaan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Dia meninggal dan dikuburkan di Thaif, Arab Saudi.
- Ubaidillah bin Abbas, pernah menjadi gubernur di Yaman pada masa kekuasaan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan dikuburkan di Madinah.
- Fahdl bin Abbas, dikuburkan di Syam.
- Qutsam bin Abbas, pernah menjadi gubernur di Bahrain pada masa Ali bin Abi Thalib dan dikuburkan di Samarkand
- Ma'bad bin Abbas, pernah menjadi gubernur di Mekkah pada masa kekuasaan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan dikuburkan di Afrika
Kejadian-kejadian yang lain selama masa
hidupnya adalah sebagai berikut :
- Ia menikah dengan Ummu al-Fadhl Lubab dan ayah dari Abdullah bin Abbas dan Fadl bin Abbas.
- Ia dilahirkan hanya beberapa tahun sebelum keponakannya Muhammad, dan merupakan saudara termuda ayahnya Muhammad.
- Melalui keturunan putranya Abdullah bin Abbas, Bani Abbasiyah mengambil klaim atas gelar khalifah.
- Menurut sumber-sumber dari Sunni, ia tidak berbai'at kepada Abu Bakar sampai Ali bin Abi Thalib melakukannya.
- Ia dimakamkan di Pemakaman al-Baqi di Madinah.
- Ummu Fadl diklaim sebagai wanita kedua yang memeluk Islam, pada hari yang sama dengan sahabatnya Khadijah. Secara resmi, Abbas menerima Islam sesaat sebelum Pembebasan Mekkah, 20 tahun kemudian. Ayah dari Ibnu Abbas dan ayah dari Muhammad berdua anak-anak dari orang yang sama, Shaiba bin Hashim , yang lebih dikenal sebagai 'Abdu'l-Muthalib. Bahwa ayah adalah orang Hashim bin Abd Manaf , nenek moyang dari Bani Hasyim klan dari dibedakan Quraisy suku di Mekkah .
Sementara tumbuh dewasa, ia berada di
samping Muhammad melakukan berbagai layanan seperti mengambil air untuk wudhu.
Dia akan shalat dengan Muhammad dan mengikuti dia di majelis itu, perjalanan
dan ekspedisi. Muhammad sering menggambar dia dekat, menepuk bahu dan berdoa,
"Ya Allah Ajarkan dia (pengetahuan)!Kitab ", dan Ibnu Abbas mengabdikan hidupnya untuk
mengejar pembelajaran dan pengetahuan. Ibnu Abbas terus mengikuti Muhammad,
menghafal dan belajar ajaran-Nya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar