BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam
hidup manusia, seorang mukmin menbutuhkan bekal atau amalan-amalan soleh untuk
dapat menguatkan keimanan dan meneguhkan tekatnya. Berbagai macam hal
dilakukan. Mengerjakan shalat, puasa, bersedekah, atau lainnya dengan maksud
tawasul bi’amal al-soleh untuk mencari ridho Allah, mengahadapi bujukan setan,
tegar menghadapi kesenagan duniawi, dan hawa nafsu yang selalu melengahkan
manusia terhadap kepentingan akhiratnya. Maka, kita harus selalu berupaya untuk
menaklukkannya. Caranya, dengan terus menerus melawan mereka, meneguhkan diri, dan
menyebut sebanyak-banyaknya nama Allah.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
memerangi pasukan (musuh), berteguh-hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah
sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”(QS Al-Anfal : 45)
Perlu
diketahui bahwa salah satu bekal yang berguna adalah bangun malam kemudian
melaksanakan shalat tahajud. Karena itu merupakan kebiasaan orang-orang soleh,
akhal orang-orang mulia, dan para wali Allah. Denagn mengingat Allah waktu
malah hari, kemudian melaksanakan shalat tahajud, maka mereka merasakan
keakraban dan kemesraan sejati bersama Allah serta merasakan kenikmatan dan
ketentraman lahir batin. Selain itu, banyak manfaat dan hikmah yang terkandung
dalam pelaksanaan shalat tahajud. Hal-hal yang berhubungan dengan ‘ubudiah atau
yang lainnya.
“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri
untuk Tuhan mereka.” (QS Al-Furqan : 64)
Dalam
pelaksanaan ibadah dalam agama Islam dibutuhkan kekhusukan, tuma’ninah,
istikomah, dan keikhlasan. Karena di dalam ibadah terkandung do’a. “Do’a adalah
inti ibadah” (sabda Rasullah). Karena ia menjadi inti, maka do’a menjadi salah
satu aspek yang harus diperhatikan. Adab dalam beribadahpun juga mempengaruhi mustajabnya
do’a itu sendiri. Maka secara tidak langsung, seorang mukmin juga harus tahu
tentang adab beribadah atau mempelajarinya jika belum mengetahui.
“Dan apabila kamu
(Muhammad) ditanya hambaku tentang Aku, maka bahwasannya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan do’a oarang-orang yang memohon pada-Ku. Maka kerjakanlah apa yang
telah aku perintahkan dan berimanlah kepada-Ku, agar aku mendapat petunjuk.”(QS
Al-Baqarah :186 )
Namun
demikian, banyak yang belum mampu melaksanakan shalat malam atau tahajud,
padahal mereka sudah mengetahui keutamaan-keutamaan, hikmah-hikmah yang
terkandung di dalamnya. Bahkan di antara mereka memperdebatkan tentang cara
shalat tahajud dan waktu pelaksanaannya dikarenakan berbedaan madzhab yang
mereka anut. Dan akhirnyapun mereka tidak mengerjakan bahkan mengabaikan shalat
tahajud. Bahkan mengatakan bahwa Allah itu tidak adil dikarenakan oleh
harapan-harapannya dan do’anya yang belum dikabulkan. Yang kemudian banyak
terjadi pengingkaran atas petunjuk dan pertolongan Allah, terlebih jauh
melakukan perbuatan sesat dengan menganggap benda-benda tertentu mempunyai
kekuatan gaib.
Seharusnya
yang dilakukan oleh masing-masing individu adalah berpendirian teguh pada
iman mereka. Mengamalkan amalan soleh dan meninggalkan perdebatan yang tidak menghasilkan
sesuatu dan hanya omong kosang belaka.
Maka,
dalam tulisan ini akan membahas tentang shalat malam atau shalat tahajud,
hal-hal yang bersangkutan dengan shalat tahajud, dan do’a mustajab yang
didengar Allah.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka yang akan dibahas oleh penulis adalah sebagai
berikut:
1. Apakah shalat malam atau tahajud itu ?
2. Apakah keutamaan shalat dalam Al-Qur’an
dan Hadist ?
3. Bagaimanakah shalat tahajud menurut
Rasulullah, para Sahabat, dan Salaf Saleh ?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang diharapkan penulis
dari tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui hakekat pengertian dari
shalat malam atau shalat tahujud.
2. Mengetahui keutamaan shalat tahajud dalam
pandangan Al-Qur’an dan Hadist.
3. Mengetahui shalat tahajud menurut
Rasulullah, para Sahabat, dan Salaf Saleh.
1.4
Manfaat Penulisan
Berdasarkan
beberapa hal penting di atas, maka manfaat yang diharapkan dari tulisan ini
adalah sebagai berikut:
1. Akademik : Kesunggguhan dan kekhusukan
mahasiswa dalam beribadah, bukan sekedar shalat dan berdo’a sebagai wasilah
pendekatan diri kepada Allah.
2. Praktis : Membekali mahasiswa
universitas Islam khususnya dalam dakwah terhadap masyarakat, menguasai
problematika tentang “shalat tahajud dan do’a mustajab yang didengar oleh
Allah” seingga menimbulkan rasa percaya diri dalam khidmadnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan Umum
Kembali memperbincangkan tentang sholat tahajud. Sholat tahajud merupakan kehormatan bagi seorang muslim, sebab mendatangkan kesehatan, menghapus dosa-dosa yang dilakukan pada siang hari, dan masih banyak manfaat yang lain. Hal ini memjadikan shalat tahajud adalah sarana
untuk meraih ridho Allah atau disebut dengan tawasul bi ‘amal as-salih.
Waktu yang paling baik untuk bermunjad kepada Allah adalah
disaat seorang hamba itu berkhalwat kepada Allah, sedangkan orang lain sedang terlelap.
Yaitu waktu ketika seluruh alam sedang hening dan disaat bintang mulai redup cahayanya
(Al-Kamal, 2006). Shalat adalah bekal utama kehidupan akhirat. Namun, shalat yang
satu ini harus dilakukan pada malam hari. Karena pada tengah malam itulah akan diraih
kedekatan, perbekalan, dan berbagai macam berkah dan anugerah Allah.
2.1
Pembahasan Khusus
2.2.1
Pengertian Shalat Tahajud
Shalat tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada
malam hari atau pada sepertiga malam, ada pun batas waktunya adalah setelah shalat
‘isya’ sampai sebelum tiba waktu shalat shubuh dan lebih afdholnya setelah tidur.
Shalat tahajud merupakan shalat yang paling utama setelah shalat wajib. Allah bersabda dalam Al-Qur’an “Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu,
mudah-mudahan Allah mengangkatmu ke tempat yang
terpuji.” (QS.Al-Isra’:79), (Azzam, 2008).
Dalam shalat tahajud tidak dibatasi jumlah
rakaatnya, tetapi paling sedikit adalah dua rakaat dan cara mengerjakan yang
baik adalah setiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Sebagaimana yang diterangkan
oleh Rasulullah SAW: ”Shalatmalamitudua-dua.”(HR. Ahmad, Bukhori, dan
Muslim)
2.2.2 Keutamaan Shalat
Tahajud
1. Keutamaan Shalat Tahajud Menurut Al-Qur’an
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan tetang shalat malam. Ayat tersebut juga menganjurkan kepda
orang-orang saleh untuk mengisi waktu malam mereka dengan berbagai ibadah dan ketaatan.
Ibadahnya dapat berupa dzikir ataupun shalat. Diantara ayat-ayat yang
menjelaskan keutamaan shalat malam sebagai berikut:
“Diantara Ahlul Kitab ada golongan yang berlaku lurus. Mereka membaca ayat
ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sementra mereka juga bersujud
(shalat). Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir. Mereka mengajak pada kebaikan
dan mencegah dari kemungkaran, dan bersegeralah (mengerjakan) berbagai kebajikan.
Mereka termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebaikan yang mereka kerjakan,
sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)nya.Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang
bertaqwa.”(QS.Ali’imran:113-115)
Ayat-ayat Al-Qu’an yang
lain diantaranya, QS.Ali’imran : 15-17, QS.Al-Dzariyat : 15-18, QS.Al-Thur :
48, QS.Al-Muzzammil : 1-6 dan 20, QS.Al-Insan : 23-26. Sementara itu Al-Qurthubi berkata,”Berkaitan dengan makna
Al-Sajadah : 16, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman,”Aku menyediakan
untuk hamba-hambaKu yang saleh sesuatu yang tidak pernah terlihat mata, tidak terdengar
telinga, dan terlintas dalam pikiran manusia”. (Al-Kamal,2006)
1. Keutamaan Shalat Tahajud Menurut Hadist
Empat hal yang disampaikan Rasulullah
SAW merupakan kunci untuk masuk surga adalah sebagai berikut:
a.
Menyebarkan salam untuk memperluas perkenalan dan
menghilangkan rintangan psikologi antara individu.
b.
Memberi makanan orang-orang yang membutuhkan.
c.
Meyambung silaturahmi.
d.
Shalat malam ketika orang lain sedang tidur, (Suherman, 2010).
Dari hadist yang
diriwayatkan Salman Al-Farisi, keutamaan shalat tahujud adalah merupakan kebisaan
orang saleh, pendekatan diri kepada Allah, penebus dosa, pegusir penyakit dari badan. Sedangkan ‘Abdullah bin ‘Amr meriwayatkan
bahwa siapa yang shalat malam dan membaca 10 ayat Al-Qur’an, maka ia tidak akan
dicatat sebagai orang yag lalai, yang membaca 100 ayat, maka ia dicatat sebagai
orang yang merendahkan diri, yang membaca 1000 ayat maka dicatat sebagai orang yang mendapat pahala yang
berimpah.(Al-Kamal, 2006)
Berikut adalah beberapa hikmah shalat malam atau tahajud beserta manfaatnya yang bisa dirasakan bagi orang yang mengerjakannya adalah sebagai berikut :
a.
Untuk menjaga kesehatan. Rasulullah SAW bersabda,”Lakukanlah shalat malam karena itu adalah tradisi saleh sebelum kamu, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala penyakit dari tubuh.”
b.
Terlihat cantik dan ganteng. Dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah, baragsiapa yang banyak menunaikan shalat malam, maka wajahnya akan terlihat tampan atau cantik di siang hari.
c.
Semangat dalam bekerja.
d.
Tercapainya cita-cita dan diberikan rasa aman.
e.
Melembutkan hati yang keras.
Selain hikmah yang sudah tertulis di atas, shalat tahajud mempunyai keutamaan di dunia sebagai berikut :
1.
Akan dipelihara oleh Allah dari segala macam bencana.
2.
Tanda ketaatannya akan tampak dimukanya.
3.
Akan dicintai para hamba Allah yang saleh dan dicintai oleh semua manusia.
4.
Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5.
Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan keutamaan di akhirat sebagai berikut :
1.
Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di hari pembalasan nanti.
2.
Akan mendapatkan keringanan ketika dihisab.
3.
Menyeberangi jembatan sirathal mustaqim dengan cepat.
4.
Catatan amalnya akan diberikan lewat tangan kanan.
2.2.3 Shalat Tahajud
Menurut Rasulullah, Para Sahabat, Dan Salaf Saleh
1.
Shalat
Malam Rasulullah
A’isyah
r.a. meriwayatkan bahwa rasulullah Saw. Melakukan shalat malam (tahajud) dengan
empat cara berikut :
a. Cara pertama : Rasulullah melakukan
shalat malam sebanyak sebelas rakaat. Delapan rakaat pertama tanpa duduk
(tasyahud). Pada rakaat kedelapan, beliau duduk sambil berdzikir dan berdo’a
kepada Allah, lalu bangkit tanpa membaca salam terlebih dahulu. Kemudian, pada
rakaat kesembilan, beliau duduk, membaca tasyahud, dan membaca salam. Setelah
itu beliau shalat dua rakaat lagi.
b. Cara kedua : Rasulullah memulai dengan
dua rakaat ringan. Kadang-kadang beliau bangun pada tengah malam atau beberapa
saat sebelum atau sesudahnya. Lalu menyempurnakan wiridnya, yaitu shalat
tahajud sebelas rakaat. Beliau membaca salam di setiap dua rakaat dan shalat
witir satu rakaat.
c. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa
Rasulullah Saw. Melakukan shalat malam delapan rakaat dan membaca salam di
setiap rakaatnya. Lau shalat witir lima rakaat berturut-turut dan duduk
(tasyahud) pada rakaat terakhir.
d. Cara keempat : Rasulullah Saw. Shalat
dua rakaat-dua rakaat, lalu shalat witir tiga rakaat sekaligus dengan satu
salam
2.
Shalat
Malam Para Sahabat dan Salaf Saleh
a. Abu Bakar r.a
Abu Bakar r.a
mengerjakan shalat tahajud dengan tanpa suara. Dan ketika Nabi Muhammad Saw.
Bertanya, beliau menjawab bahwa ia shalat dan bermunajad kepada Allah Yang Maha
Mendengar.
b. ‘Umar bin Khathab
‘Umar bin Khathab
melakukan shalat tahajud denagn khusu’ sehingga menangis dan jatuh tersungkur.
Beliau tetap tinggal di rumahnya sehingga oarang-orang datang menjenguknya dan
mengira kalau beliau sedang sakit.
c. ‘Abdullah bin Mas’ud
Ketika orang sedang
tertidur, beliau bangun untuk shalat malam lalu membaca Al-Qur’an denagn suara
perlahan seeperti dengugan lebah.
d. Abu Hurairah
Dalam shohih Al-Bukhari
da musnad Ahmad diriwayatkan hadist dari Abu ‘Usman Al-Hindi,”Aku bertamu
kepada Abu Hurairah selama tujuh hari. Dia membagi malam dalam tiga bagian.
Sepertiga untuk dirinya, sepertiga untuk istrinya, dan sepertiga lagi untuk
pelayannya.”(Al-Kamal, 2006)
3.
Do’a
Do’a
adalah permohonan kepada Allah yang disertai dengan kerendahan hati untuk
mendapatkan seatu kebaikan dan kemashlahatan yang berada di sisi-Nya. Dalam
Al-Qur’an telah ditegaskan “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan
orang-orang yang menyeru Tuhan-nya di pagi hari dan senja hari dengan mengharap
keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena
mengharapkan kehidupan dunia, dan jangan kamu mengikuti orang yang hatinya
telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas.”(QS. Al-Kahfi : 28)
Beberapa
syarat do’a yang didengarkan oleh Allah adalah sebagai berikut:
a.
Dengan
suara yang sederhana
b. Memilih do’a qur’ani dan hadist
c. Tidak menyimpang dari syari’at
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
uraian dan pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal
berikut ini :
1. Shalat tahajud
adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari atau pada sepertiga malam,
ada pun batas waktunya adalah setelah shalat ‘isya’ sampai sebelum tiba waktu
shalat shubuh dan lebih afdholnya setelah tidur.
2. Beberapa
manfaat dan hikmah shalat malam sebagai berikut :
a)
Untuk menjaga kesehatan.
b)
Terlihat cantik dan ganteng.
c)
Semangat dalam bekerja.
d)
Tercapainya cita-cita dan diberikan rasa aman.
e)
Melembutkan hati yang keras.
Keutamaan di dunia sebagai berikut :
a)
Akan dipelihara oleh Allah dari segala macam bencana.
b)
Tanda ketaatannya akan tampak dimukanya.
c)
Akan dicintai para hamba Allah yang saleh dan dicintai manusia.
d)
Lidahnya mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
e)
Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman agama.
Sedangkan keutamaan di akhirat sebagai berikut :
a)
Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di hari pembalasan nanti.
b)
Akan mendapatkan keringanan ketika dihisab.
c)
Menyeberangi jembatan sirathal mustaqim dengan cepat.
d)
Catatan amalnya akan diberikan lewat tangan kanan.
3. Rasulullah mengerjakan shalat tahajud
dengan berbagai cara, begitu pula dengan para Sahabat dan Salaf Saleh. Akn
tetapi pada prinsipnya adalah sama, yaitu bahwa shalat tahajud dikerjakan pada
malam hari dan jumlah rakaatnya tidak terbatas.
3.1 Saran
Berdasarkan
pembahasan yang telah ditulis oleh penulis, maka beberapa hal yang diharapkan
adalah sebagai berikut ini :
1.
Pemerintah
Sebaiknya
pemerintah umumnya dan Dinas Pendidikan atau Departemen Agama khususnya, lebih
banyak membahas masalah-masalah keagamaan yang berhubungan dengan ibadah dalam
kurikulum. Entah itu di lembaga pendidikan umum, swasta, atau swasta Islam agar
siswa benar-benar paham tentang hal-hal yang mengenai ibadah karena mayoritas
penduduk Indonesia beragama Islam.
2.
Masyarakat
Untuk masyarakat
umumnya agar benar-benar memperhatikan ibadahnya, sebagai bekal untuk akherat.
Bukan hanya asal mengerjakan shalat atau ibadah yang lainnya tanpa khusyu’ dan
tidak mengerti makna dari ibadahnya.
3.
Tokoh
Para tokoh atau
ulama’ yang benar-benar mengerti atau lebih paham tentang agama, agar memberi
penyuluhan terhadap masyarakat, agar paham dan lebih mengerti tentang hal-hal
yang mengenai ibadah.
3.1 Penutupan
Rasa
syukur kepada Allah karena karunianya yang dilimpahkan kepada hambanya,
sehingga kami diberi kekuatan berfikir hingga dapat menyelesaikan tulisan ini.
Dan penulis sudah berusaha dengan maksimal dalam penyelesaian tulisan ini.
Mulai dari pengumpulan data, pengajuan judul, perumusan masalah sampai taraf
pembahasan masalah dan akhirnya tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Dan
kamipun tidak luput dari kesalahan. Baik kesalahan dalam penulisan ataupun di
luar penulisan. Maka kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan semoga tulisan
ini dapat bermafaat bagi penulis khususnya dan masyarakat umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Kamal,
Muhammad, Mu’jizat Shalat Malam, Bandung, 2006, Mizan Pustaka
Al-Mahali,
Abu Naufal, Do’a yang Didenagr Allah, Yogyakarta, 2003, Mitra Pustaka
Azam, Manfaat
Shalat Tahajud, www.azamku.com
(diakses tanggal 3 Desember 2012)
Aziz,
Abdul, Adab Pengemban Al-Qur’an, Jakarta, 2002, Mustaqim
Suherman,
Agus, Pintar Islam, www.kucoba.com
(diakses taggal 5 Desember)
Suyadi, Kaya
dengan Shalat Dhuha, Yogyakarta, 2008, Mitra Pustaka